Kamis, 13 Januari 2011

tigabelas januari dua ribu sebelas

with amazing love, precious love,
just for my camera princess... :)

Mengapa seakan semuanya berubah cepat, berubah drastis.
Baru kemarin sepertinya kita saling terhubung, ada senyuman, ada tawa, ada semua yang memang dimiliki orang yang sedang mencinta, tapi kenapa,,, sehari berlalu, itu sudah berubah menjadi suatu yang hampa, tanpa maksud disakiti namun tersakiti.

Hanya berpegang kuat pada rasa percaya, mengindahkan janji yang selayaknya tak pernah ada akhir.
Berharap semua ini kan terus membaik, meskipun jalannya tak mudah.
Aku akan terus di sini, aku akan terus kuat, akan terus percaya.
Meski jalannya tak mudah, karena ku cinta dan dicinta.
Aku kan membuktikan janji cinta itu.
Tak sekedar kata, tak sekedar ucapan, namun ku harap kau merasakannya.

Aku takkan pernah menyerah, karena kutau, kau yang terbaik, yang selalu mengerti,
meski tak selalu indah
Aku mencintaimu, Aku menunggumu, Aku ada untukmu

silvioadriano 13 januari 2010 08.32 a.m.
in Yilan National High School, Taiwan


Senin, 10 Januari 2011

i remember one poem, that my mom made for me for junior high task

Amat pekat langit di sekeliling kita,
seperti menyepakati, seperti menyelaraskan,
bahwa ada pertemuan yang tak boleh diwujudkan

Amat deras duka di penghujung hari,
selayaknya waktu, sepenuhnya duka,
bahwa pertemanan kita
sudah tiba pada lorong perpisahan

Gerimis tipis turun satu per satu,
melengkapi air mata yang jatuh
Biar kembali kurajut cerita,
biar kembali ada pertemuan kita
/

Sabtu, 08 Januari 2011

padamu...

entah,

itu pagi yang masih buta ,diselimuti awan gelap tanpa sinar yang melukisnya indah

entah,

itu siang gemilang, dengan teriknya sang cahaya berlimpah sinar

ataupun,

malam dingin nan sepi, tanpa jejak langkah yang bayangnya pun tak pasti


di sini, aku lah...

seorang yang selalu menunggu

seorang yang selalu mencinta

seorang yang selalu padamu…


silvioadriano

'night poem for my camera princess' 7/1/99

Kamis, 06 Januari 2011

a poem, love letter from my lovely mom... #2


Dermaga langkah-mu dipenuhi gemerlap kejora. Cahaya deras mengelilingi usia-mu. Awan kemilau tepat di ujung kepala-mu. Siapa mengira akhirnya tiba juga kau-tiup lilin ke enam belas.
Belum lupa akan tangisan pertama-mu yang menjadikan-ku berarti.
Masih ingat akan jalan tertatih-tatih pertama-mu yang membuat-ku bersenyawa.
Pesona yang dipenuhi anugerah tak berjeda dari Sang Maha.

Kini,
tak lagi menangis,
tak lagi tertatih,
tapi semua tetap berarti dan terus bersenyawa.

Sang Maha amatlah luar biasa...


I'm here for my Li Zhi Zhen

a poem, love letter from my lovely mom... #1



Perhatikanlah senyum pembuka-mu untuk sebuah permulaan, saat hari yang baru akan segera menabuh genderangnya. Bayang-bayang pagi masih betah menggelayut pada teduh, siasat kelahiran sepasang mata oriental.
Jemari-mu kental menggenggam harapan-harapanku. Beribu-ribu ritual kusenandungkan semenjak titik itu perlahan menjelma-mu. Nafas yang rutin menjadikanmu berarti.

Di relung sebagian cinta-ku, terus kupetikkan doa panjang. Semoga tak hanya berarti, tetapi keberadaan-mu dipenuhi aksara hati.

My Li Zhi Zhen...
(TiaLesmana, 29 Agt 2010)

Rabu, 05 Januari 2011

'my camera princess'

tinta pertama yang kusiratkan
hanya padamu dan untukmu
'my camera princess'

lama sekali tak kudengar
suatu panggilan yang dahulunya bermelodi indah
merdu di saat ia menuliskannya
disertai senyuman manis yang menjadikannya harmonis

merangkai sepatah kata, kepadaku 'camera prince'
merubah paras hampa, menjadi suatu manis nan abadi
melangkahkan suatu pijakan, membuka sebuah pintu surgawi
berhembus sejuknya cinta, melambaikan daun kemesraan

merapatkan senyuman, menciptakan kejutan
berlimpah harap, takkan ada akhir perpisahan
menjulang harap, yang hanya berdasar cinta
tak cukuplah pelbagai hal ini, membuatnya sempurna

kita dalam belahan dunia berbeda
berjarak puluhan, mungkin ratusan ribu kilometer
mejadikannya jauh, menyulut kesulitan

tak pernah mudah, tak pernah dekat
namun cinta berbuah harap,
kita selalu bersama, dalam janji cinta
janji mencinta, janji bersama, janji bahagia

silvioadriano 5/1/11 10:40

Selasa, 04 Januari 2011

untuk sang putri yang tak pernah lelah mencintai sang raja…

memang, dulu sempurna bagiku

serasa raja yang selalu berada di singgasana nya,, bersama tuan putri yang tak pernah mengeluh

menikmati, di mana indahnya kejaiban cinta, yang selalu teruntai bahagia

tak pernah ternoda oleh suatu percak


tak aya terkadang pun lupa dengan sang putri

selayaknya, raja yang ingin selalu dilayani oleh tuan putrinya

melangkah bersama, dengan dendangan cinta

tetapi sang raja tak ayal sadar, tuan putri merasa sakit yang tak bisa teratasi

karena penguasa singgasana yang terlalu lupa untuk semua ini


sejenak, semua berubah…

raja menjadi takhluk pada putrinya,,, dan sang raja pun mengerti

tak bisa sang putri meredakkan rasa ini untuk sejenak waktu

tuan raja tersadar, bahwa sang putri adalah karunia terindah dalam hidupnya

tetapi tak mampu mendapat maaf dari sang putri


manusia tak akan selalu di atas, dan pasti akan berada di bawah

mungkin saat ini sang raja sedang berada di bawah,

mencoba ada untuk sang putri kapanpun itu, di mana pun itu

tapi mungkin,,, sang putri sudah jenuh dengan semua itu

yang mungkin hanya tertulis… dan hanya sebuah angan


tetapi lambat laun, semua ini akan membaik

semua akan indah pada waktunya,

di mana saat itu atmosfer menjadi saksi keindahan cinta mereka

di mana mereka kan saling mengerti

di mana mereka kan saling mencinta

di mana merekan kan selalu bersama


seperti puisi chairil anwar, 'aku ini binatang jalang, yang dari kumpulannya terbuang'

itulah yang dirasakan sang raja manakala ia berada di suatu situasi yang sudah tak dapat ia atasi…


sekarang sang raja hanya menuntun harap, ke suatu awal dari akhir yang akan diciptakan nya kembali menjadi suatu dongeng baru yang tak kan pernah lepas dari kehidupan mereka


apa ini semua terlambat? tak ada kah kesempatan lagi dari sang putri untuk kembali kepada keadaan yang selalu membawa kebahagiaan layaknya dahulu?


serasa berat beban ditanggunya dengan hati yang pun tak besar

menampung cerita, yang tak pernah berujung

merujuk janji sang putri yang tak kan pernah pergi darinya, melepas angan, mencoba membaik

berharap selalu ,janji kan abadi apapun yang terjadi

karena cinta tak pernah merasa sakit

namun cinta adalah bahagia ,yang suatu saat kan datang padanya

sebuah tantangan yang menjadikan cinta itu semakin erat

bukan mencerai berai kan nya

berharap sang putri berangan sama dengan sang raja


dan,,,

akan kurajut kembali keindahan cinta ini, lebih baik lebih sempurna

melalui kasih, dan cinta,,, kita akan selalu bersama berada di singgasana yang saling melengkapi dan mencintai

merumpun perjalanan cinta, menafsirkan segala tantangan, berujung awalan kisah seakan musim yang terus berganti dan tak pernah berakhir


untuk sang putri yang tak pernah lelah mencintai sang raja…


silvioadriano - 4 januari 2010 di sebuah kamar dingin nan sendiri berharap kekasih yang tak kan meninggalkannya pergi