Perhatikanlah senyum pembuka-mu untuk sebuah permulaan, saat hari yang baru akan segera menabuh genderangnya. Bayang-bayang pagi masih betah menggelayut pada teduh, siasat kelahiran sepasang mata oriental.
Jemari-mu kental menggenggam harapan-harapanku. Beribu-ribu ritual kusenandungkan semenjak titik itu perlahan menjelma-mu. Nafas yang rutin menjadikanmu berarti.
Di relung sebagian cinta-ku, terus kupetikkan doa panjang. Semoga tak hanya berarti, tetapi keberadaan-mu dipenuhi aksara hati.
My Li Zhi Zhen...
(TiaLesmana, 29 Agt 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar